PDAM Menia Mubazir
SEBA, Keberadaan PDAM Menia Kecamatan Sabu Barat yang kini tidak berfungsi, membuat warga Menia dan sekitarnya kesulitan air bersih. Pipa yang dipasang tidak berfungsi, karena tidak pernah dialiri air dari pusat mata air.
Sehingga, warga Menia dan beberapa desa lainnya hingga ke kota Seba yang menjadi pelanggan PDAM, terpaksa harus beralih kepada air sumur yang digali warga di rumah masing-masing. Yang disesalkan warga Menia adalah mereka sudah menghibahkan tanah mereka kepada pemerintah untuk dibangun sebuah tower besar sebagai tempat penampungan air sebelum didistribusi ke rumah pelanggan. Tapi kenyataan yang ada, tower yang dibangun mubazir karena lama tidak difungsikan.
Salah satu warga Desa Menia, Martinus Lay Doma yang juga kepala Dusun II Lobokemake belum lama ini mengatakan, keberadaan PDAM di Menia saat ini sudah tidak berfungsi lagi seperti dulu. Padahal, pada awal pembangunannya PDAM sempat melayani warga yang menjadi pelanggan, namun sejak beberapa tahun terakhir PDAM sudah tidak lagi melayani warga.
“Kami disini sangat kesulitan air. Ama lihat sa, ini kita pakai sumur gali disini. Sebab, PDAM percuma sa ada, ko su bertahun-tahun sonde berfungsi lai. Dulu waktu dong minta bangun tower kita hibahkan tanah buat mereka, ini tanahnya cukup besar ketong kasih hibah. Padahal, ini tower hanya berfungsi hanya satu bulan sa, trus sonde ada air lai yang mengalir.
Kalau ketong tahu begini jadinya ketong sonde akan kasih ketong pung tanah. Kalau memang ini sonde guna lai ketong minta ko ketong pukul buang sa ini tower ko ketong mau buat kebun atau bikin rumah. Cuma dong bilang karena ini tanah su di kasih hibah jadi ketong son bisa ganggu gugat lai,” jelas Martinus.
Dijelaskan, ketika warga menanyakan hal tersebut kepada PDAM soal pelayanan kepada pelanggan yang sudah tidak berjalan lagi, PDAM selalu beralasan bahwa PDAM Menia tidak pernah lagi mendapatkan kucuran dana dari PDAM Kupang untuk dana operasional guna membeli solar. Sehingga, mesin PDAM tidak bisa bekerja lagi seperti biasa.
Saat ini rumah dan kantor PDAM di Menia sudah tidak dihuni oleh petugas yang ditugaskan di sana, sehingga kantor PDAM juga terlihat mubazir dan warga sulit bertemu petugas guna menanyakan keadaan yang terjadi.
Imbasnya kata Martinus, warga terpaksa harus mengeluarkan biaya buat menggali sumur untuk mendapatkan air minum. Itupun belum semua yang menggali sumur ada airnya. Sebab, Desa Menia terletak di dataran tinggi, sehingga sulit mendapatkan air walapun sumur yang di gali cukup dalam.
“Itu rumah PDAM ju dong kas tinggal sa begitu sonde ada lai dia pung petugas disana. Jadi kalau ada yang mau tanya na son pernah ketemu dia pung petugas. Ketong sangka kalau su jadi kabupaten na ini air bisa jalan dengan baik tapi sampai sekarang ini ju sama sa sonde ada perubahan. Padahal kan kantor bupati ini ada di Menia.
Masa kantor bupati sonde dilayani air PDAM ini kan lucu. Bae dong ada tangki ko bisa pi ambil air. Kalau ketong masyarakat biasa mau ambil uang dari mana buat bayar air tangki,” sesal Martinus.
Martinus berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua tidak menutup mata terhadap kesulitan warga dalam hal air bersih. Untuk itu, pemerintah harus bisa mengambil alih PDAM Menia supaya bisa berfungsi kembali melayani warga dengan air bersih.
Sehingga, warga Menia dan beberapa desa lainnya hingga ke kota Seba yang menjadi pelanggan PDAM, terpaksa harus beralih kepada air sumur yang digali warga di rumah masing-masing. Yang disesalkan warga Menia adalah mereka sudah menghibahkan tanah mereka kepada pemerintah untuk dibangun sebuah tower besar sebagai tempat penampungan air sebelum didistribusi ke rumah pelanggan. Tapi kenyataan yang ada, tower yang dibangun mubazir karena lama tidak difungsikan.
Salah satu warga Desa Menia, Martinus Lay Doma yang juga kepala Dusun II Lobokemake belum lama ini mengatakan, keberadaan PDAM di Menia saat ini sudah tidak berfungsi lagi seperti dulu. Padahal, pada awal pembangunannya PDAM sempat melayani warga yang menjadi pelanggan, namun sejak beberapa tahun terakhir PDAM sudah tidak lagi melayani warga.
“Kami disini sangat kesulitan air. Ama lihat sa, ini kita pakai sumur gali disini. Sebab, PDAM percuma sa ada, ko su bertahun-tahun sonde berfungsi lai. Dulu waktu dong minta bangun tower kita hibahkan tanah buat mereka, ini tanahnya cukup besar ketong kasih hibah. Padahal, ini tower hanya berfungsi hanya satu bulan sa, trus sonde ada air lai yang mengalir.
Kalau ketong tahu begini jadinya ketong sonde akan kasih ketong pung tanah. Kalau memang ini sonde guna lai ketong minta ko ketong pukul buang sa ini tower ko ketong mau buat kebun atau bikin rumah. Cuma dong bilang karena ini tanah su di kasih hibah jadi ketong son bisa ganggu gugat lai,” jelas Martinus.
Dijelaskan, ketika warga menanyakan hal tersebut kepada PDAM soal pelayanan kepada pelanggan yang sudah tidak berjalan lagi, PDAM selalu beralasan bahwa PDAM Menia tidak pernah lagi mendapatkan kucuran dana dari PDAM Kupang untuk dana operasional guna membeli solar. Sehingga, mesin PDAM tidak bisa bekerja lagi seperti biasa.
Saat ini rumah dan kantor PDAM di Menia sudah tidak dihuni oleh petugas yang ditugaskan di sana, sehingga kantor PDAM juga terlihat mubazir dan warga sulit bertemu petugas guna menanyakan keadaan yang terjadi.
Imbasnya kata Martinus, warga terpaksa harus mengeluarkan biaya buat menggali sumur untuk mendapatkan air minum. Itupun belum semua yang menggali sumur ada airnya. Sebab, Desa Menia terletak di dataran tinggi, sehingga sulit mendapatkan air walapun sumur yang di gali cukup dalam.
“Itu rumah PDAM ju dong kas tinggal sa begitu sonde ada lai dia pung petugas disana. Jadi kalau ada yang mau tanya na son pernah ketemu dia pung petugas. Ketong sangka kalau su jadi kabupaten na ini air bisa jalan dengan baik tapi sampai sekarang ini ju sama sa sonde ada perubahan. Padahal kan kantor bupati ini ada di Menia.
Masa kantor bupati sonde dilayani air PDAM ini kan lucu. Bae dong ada tangki ko bisa pi ambil air. Kalau ketong masyarakat biasa mau ambil uang dari mana buat bayar air tangki,” sesal Martinus.
Martinus berharap agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua tidak menutup mata terhadap kesulitan warga dalam hal air bersih. Untuk itu, pemerintah harus bisa mengambil alih PDAM Menia supaya bisa berfungsi kembali melayani warga dengan air bersih.
//
Label:
Kabupaten Sabu-Raijua
//
1
komentar
//
1 komentar to " Warga Kesulitan Air Bersih "
Syalom !!
Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)
Click Here To Visit The Facebook Page
Click Here To Visit The Facebook Page
SARAI Friend's
Entri Populer
-
KM Express Cantika 77 Melayani Warga Sabu Raijua Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) mendapat tambahan pelayanan dari satu a...
-
PDAM Menia Mubazir SEBA, Keberadaan PDAM Menia Kecamatan Sabu Barat yang kini tidak berfungsi, membuat warga Menia dan sekitarnya kesulita...
-
MENIA (SARAI), - Perjudian yang dilakukan masyarakat di Desa Lederaga Kecamatan Hawu Mehara sudah sangat meresahkan, sehingga perlu perhati...
-
SARAI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua terhitung, Selasa 23 November besok akan membuka pendaftaran formasi bagi CPNSD tahun 2010....
-
Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata.. Alunan merdu di setiap helaan nafas.. Berkat di setiap cobaan.. Dan jawaban indah di setiap do...
Anonim says:
Best Online Casinos for 2021 - 룰루 홀덤 rb88 rb88 메리트카지노 메리트카지노 카지노 카지노 920Real Casino No Deposit Bonus Codes 2021