KUPANG, Curah hujan yang cukup banyak di Sabu Raijua tahun ini tidak saja memberi berkat bagi petani, namun berakibat pada berkembangnya nyamuk malaria yang kini menyerang warga.
Penderita malaria di Sabu Raijua saat ini cukup banyak, sehingga membutuhkan perhatian.
Di lain pihak, serangan malaria diperparah dengan kondisi obat-obatan yang minim dan tidak mencukupi kebutuhan warga. Untuk itu, bantuan obat-obatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) sangat diharapkan saat ini oleh masyarakat Sabu Raijua.
Wakil ketua DPRD Sabu Raijua, Jusuf Dominggus Lado terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang akibat diserang penyakit malaria.Sabtu (15/1) lalu, Jusuf Lado mengatakan, penyakit malaria di Sabu Raijua sementara mengganas dan perlu ditindaklanjuti dengan penanganan yang cepat terutama obat-obatan yang saat ini tidak tersedia di Sabu Raijua.
Keterlambatan pengadaan obat-obatan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua menjadi salah satu pemicu kelangkaan obat, sehingga pasien harus membeli sendiri di apotek. Untuk itu, Jusuf sangat berharap agar Pemprov segera menurunkan bantuan obat-obatan terutama obat malaria untuk Kabupaten Sabu Raijua.
"Kondisi pasien malaria di Sabu Raijua sangat memprihatinkan, sebab dengan kondisi hujan yang turun terus-menerus disana mempercepat perkembangan nyamuk malaria. Yang lebih parah lagi, di Sabu saat ini terjadi kelangkaan obat-obatan termasuk obat malaria. Untuk itu, maka kita sangat berharap agar Pemerintah Provinsi bisa memberi perhatian terhadap kejadian yang terjadi di Sabu Raijua saat ini. Sebab, kalau tidak, maka bisa berakibat lebih parah lagi," ujar Jusuf.
Dikatakan, keadaan yang terjadi di Sabu Raijua tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua. Sebab, saat ini sementara terjadi masa transisi, sehingga harapan satu-satunya untuk segera mengatasi masalah kelangkaan obat dan penanganan penyakit malaria di Sabu hanyalah Pemerintah Provinsi.
"Dalam masa transisi ini, kita berharap Pemerintah Provinsi bisa menaruh perhatian dan merasa bertanggungjawab terhadap pengeluhan masyarakat Sabu Raijua. Sebab, sudah ada korban yang menunggal dunia akibat kelangkaan obat di Sabu Raijua. Saat ini kita tidak mau mencari tahu siapa yang salah dan siapa yang benar yang masyarakat harapkan adalah bantuan dari pemerintah segera turun untuk menolong mereka," katanya.
Hal yang sama diungkapkan Martinus Nara, salah satu warga asal Desa Menia yang sementara berobat di RSUD Prof Dr WZ Johannes akibat diserang penyakit malaria. Dirinya terpaksa harus membayar tiket pesawat cukup mahal untuk datang ke Kupang karena kondisi di Sabu yang saat ini kekurangan obat-obatan.
"Saya tidak peduli soal harga tiket pesawat yang mahal, yang penting bisa dirawat dengan baik. Kalau saya bertahan di Sabu dengan kondisi tidak ada obat, maka saya tidak tahu nanti jadinya seperti apa. Sebab, kita sakit disuruh beli obat lagi, baik kalau obatnya ada kalau tidak, maka kita tunggu mati saja. Karena itu, maka keluarga berembuk supaya biar ke Kupang saja untuk berobat," terang Martinus.
Kepala RSUD Sabu Raijua, Gede Hartawan yang dikonfrimasi mengenai persediaan obat di rumah sakit mengaku, banyaknya penderita penyakit malaria di Sabu Raijua menyebabkan rumah sakit kehabisan stok obat malaria. "Kita berharap obat-oabatan sudah bisa tiba di Sabu dengan kapal Awu nanti," harap Gede.
Penderita malaria di Sabu Raijua saat ini cukup banyak, sehingga membutuhkan perhatian.
Di lain pihak, serangan malaria diperparah dengan kondisi obat-obatan yang minim dan tidak mencukupi kebutuhan warga. Untuk itu, bantuan obat-obatan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) sangat diharapkan saat ini oleh masyarakat Sabu Raijua.
Wakil ketua DPRD Sabu Raijua, Jusuf Dominggus Lado terpaksa harus dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Kupang akibat diserang penyakit malaria.Sabtu (15/1) lalu, Jusuf Lado mengatakan, penyakit malaria di Sabu Raijua sementara mengganas dan perlu ditindaklanjuti dengan penanganan yang cepat terutama obat-obatan yang saat ini tidak tersedia di Sabu Raijua.
Keterlambatan pengadaan obat-obatan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua menjadi salah satu pemicu kelangkaan obat, sehingga pasien harus membeli sendiri di apotek. Untuk itu, Jusuf sangat berharap agar Pemprov segera menurunkan bantuan obat-obatan terutama obat malaria untuk Kabupaten Sabu Raijua.
"Kondisi pasien malaria di Sabu Raijua sangat memprihatinkan, sebab dengan kondisi hujan yang turun terus-menerus disana mempercepat perkembangan nyamuk malaria. Yang lebih parah lagi, di Sabu saat ini terjadi kelangkaan obat-obatan termasuk obat malaria. Untuk itu, maka kita sangat berharap agar Pemerintah Provinsi bisa memberi perhatian terhadap kejadian yang terjadi di Sabu Raijua saat ini. Sebab, kalau tidak, maka bisa berakibat lebih parah lagi," ujar Jusuf.
Dikatakan, keadaan yang terjadi di Sabu Raijua tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua. Sebab, saat ini sementara terjadi masa transisi, sehingga harapan satu-satunya untuk segera mengatasi masalah kelangkaan obat dan penanganan penyakit malaria di Sabu hanyalah Pemerintah Provinsi.
"Dalam masa transisi ini, kita berharap Pemerintah Provinsi bisa menaruh perhatian dan merasa bertanggungjawab terhadap pengeluhan masyarakat Sabu Raijua. Sebab, sudah ada korban yang menunggal dunia akibat kelangkaan obat di Sabu Raijua. Saat ini kita tidak mau mencari tahu siapa yang salah dan siapa yang benar yang masyarakat harapkan adalah bantuan dari pemerintah segera turun untuk menolong mereka," katanya.
Hal yang sama diungkapkan Martinus Nara, salah satu warga asal Desa Menia yang sementara berobat di RSUD Prof Dr WZ Johannes akibat diserang penyakit malaria. Dirinya terpaksa harus membayar tiket pesawat cukup mahal untuk datang ke Kupang karena kondisi di Sabu yang saat ini kekurangan obat-obatan.
"Saya tidak peduli soal harga tiket pesawat yang mahal, yang penting bisa dirawat dengan baik. Kalau saya bertahan di Sabu dengan kondisi tidak ada obat, maka saya tidak tahu nanti jadinya seperti apa. Sebab, kita sakit disuruh beli obat lagi, baik kalau obatnya ada kalau tidak, maka kita tunggu mati saja. Karena itu, maka keluarga berembuk supaya biar ke Kupang saja untuk berobat," terang Martinus.
Kepala RSUD Sabu Raijua, Gede Hartawan yang dikonfrimasi mengenai persediaan obat di rumah sakit mengaku, banyaknya penderita penyakit malaria di Sabu Raijua menyebabkan rumah sakit kehabisan stok obat malaria. "Kita berharap obat-oabatan sudah bisa tiba di Sabu dengan kapal Awu nanti," harap Gede.
//
Label:
Kabupaten Sabu-Raijua
//
0
komentar
//
0 komentar to " Terkait Malaria Mewabah di Sabu - Pemprov Diminta Beri Bantuan "
Syalom !!
Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)
Click Here To Visit The Facebook Page
Click Here To Visit The Facebook Page
SARAI Friend's
Entri Populer
-
KM Express Cantika 77 Melayani Warga Sabu Raijua Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) mendapat tambahan pelayanan dari satu a...
-
PDAM Menia Mubazir SEBA, Keberadaan PDAM Menia Kecamatan Sabu Barat yang kini tidak berfungsi, membuat warga Menia dan sekitarnya kesulita...
-
MENIA (SARAI), - Perjudian yang dilakukan masyarakat di Desa Lederaga Kecamatan Hawu Mehara sudah sangat meresahkan, sehingga perlu perhati...
-
SARAI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua terhitung, Selasa 23 November besok akan membuka pendaftaran formasi bagi CPNSD tahun 2010....
-
Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata.. Alunan merdu di setiap helaan nafas.. Berkat di setiap cobaan.. Dan jawaban indah di setiap do...
Posting Komentar