SEBA, -Kabupaten Sabu Raijua yang resmi berdiri tahun 2010 hingga kini belum memiliki kendaraan (mobil) angkutan penumpang. Untuk bepergian, masyarakat hanya mengandalkan jalan kaki atau menggunakan sepeda motor pribadi dan ojek.
Pantauan, dalam sebulan terakhir, dinamika masyarakat di Seba, Ibukota Kabupaten Sabu Raijua, dimana mobilitas warga hanya mengandalkan beberapa unit sepeda motor milik pribadi maupun kendaraan dinas. Mobil milik pribadi dan dan kendaraan dinas serta truk, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Tidak terlihat ada kendaraan umum yang mengangkut penumpang.
Ketiadaan angkutan umum ini menyebabkan mobilitas warga dari desa ke kota Seba dan sabaliknya sangat tergantung pada sepeda motor ojek. Tarif sepeda motor ojek dalam kota saja mencapai Rp 30 ribu dan ke luar kota tarifnya bisa mencapai Rp 100 ribu. Hanya ada satu unit bus melayani rute Seba-Sabu Timur namun jadwal tidak pasti.
Beberapa warga Kota Seba ditemui mengatakan, ketiadaan angkutan umum ini membuat masyarakat rela menumpang truk. Namun kendaraan tersebut hanya bisa dijumpai pada dini hari sekitar pukul 04.00 Wita.
Wakil Ketua DPDR Sabu Raijua, Paul Rabe Tuka mengatakan, sejauh ini belum ada pengusaha yang menginvestaikan modalnya di sektor angkutan umum di Sabu. "Ya memang di Sabu belum ada pengusaha yang menjalankan usaha ini. Jadi sulit mencari angkutan umum," jelasnya.
DPRD, katanya, sudah pernah meminta Pemkab Sabu Raijua untuk mengadakan dua unit bus guna melayani masyarakat.
Menurutnya, kendaraan umum merupakan fasilitas yang sangat vital untuk menunjang pembangunan di wilayah ini. "Kita sudah minta bus dari pemda dan segera direalisasikan dalam waktu dekat," katanya.
Menurutnya, kehadiran bus umum bagi masyarakat Sabu Raijua bukan hanya untuk masyarakat umum, tapi juga untuk anak sekolah. Selama ini siswa SMA dan SMP di Sabu Raijua harus berjalan kaki belasan kilometer pergi dan pulang sekolah.
Bila bus sudah tersedia dan siap melayani maka sebagian masalah transportasi termasuk untuk anak sekolah ini bisa teratasi.
"Anak-anak sekolah di Sabu ini hanya menghabiskan waktu berjalan kaki dari dan ke sekolah. Mereka tidak punya waktu belajar baik di sekolah apalagi di rumah karena kelelahan," jelasnya.[sarai/red]
Pantauan, dalam sebulan terakhir, dinamika masyarakat di Seba, Ibukota Kabupaten Sabu Raijua, dimana mobilitas warga hanya mengandalkan beberapa unit sepeda motor milik pribadi maupun kendaraan dinas. Mobil milik pribadi dan dan kendaraan dinas serta truk, jumlahnya bisa dihitung dengan jari. Tidak terlihat ada kendaraan umum yang mengangkut penumpang.
Ketiadaan angkutan umum ini menyebabkan mobilitas warga dari desa ke kota Seba dan sabaliknya sangat tergantung pada sepeda motor ojek. Tarif sepeda motor ojek dalam kota saja mencapai Rp 30 ribu dan ke luar kota tarifnya bisa mencapai Rp 100 ribu. Hanya ada satu unit bus melayani rute Seba-Sabu Timur namun jadwal tidak pasti.
Beberapa warga Kota Seba ditemui mengatakan, ketiadaan angkutan umum ini membuat masyarakat rela menumpang truk. Namun kendaraan tersebut hanya bisa dijumpai pada dini hari sekitar pukul 04.00 Wita.
Wakil Ketua DPDR Sabu Raijua, Paul Rabe Tuka mengatakan, sejauh ini belum ada pengusaha yang menginvestaikan modalnya di sektor angkutan umum di Sabu. "Ya memang di Sabu belum ada pengusaha yang menjalankan usaha ini. Jadi sulit mencari angkutan umum," jelasnya.
DPRD, katanya, sudah pernah meminta Pemkab Sabu Raijua untuk mengadakan dua unit bus guna melayani masyarakat.
Menurutnya, kendaraan umum merupakan fasilitas yang sangat vital untuk menunjang pembangunan di wilayah ini. "Kita sudah minta bus dari pemda dan segera direalisasikan dalam waktu dekat," katanya.
Menurutnya, kehadiran bus umum bagi masyarakat Sabu Raijua bukan hanya untuk masyarakat umum, tapi juga untuk anak sekolah. Selama ini siswa SMA dan SMP di Sabu Raijua harus berjalan kaki belasan kilometer pergi dan pulang sekolah.
Bila bus sudah tersedia dan siap melayani maka sebagian masalah transportasi termasuk untuk anak sekolah ini bisa teratasi.
"Anak-anak sekolah di Sabu ini hanya menghabiskan waktu berjalan kaki dari dan ke sekolah. Mereka tidak punya waktu belajar baik di sekolah apalagi di rumah karena kelelahan," jelasnya.[sarai/red]
//
Label:
Kabupaten Sabu-Raijua
//
1
komentar
//
1 komentar to " Sabu Raijua Belum Ada Mobil Penumpang "
Syalom !!
Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)
Click Here To Visit The Facebook Page
Click Here To Visit The Facebook Page
SARAI Friend's
Entri Populer
-
KM Express Cantika 77 Melayani Warga Sabu Raijua Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) mendapat tambahan pelayanan dari satu a...
-
MENIA (SARAI), - Perjudian yang dilakukan masyarakat di Desa Lederaga Kecamatan Hawu Mehara sudah sangat meresahkan, sehingga perlu perhati...
-
PDAM Menia Mubazir SEBA, Keberadaan PDAM Menia Kecamatan Sabu Barat yang kini tidak berfungsi, membuat warga Menia dan sekitarnya kesulita...
-
SARAI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua terhitung, Selasa 23 November besok akan membuka pendaftaran formasi bagi CPNSD tahun 2010....
-
Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata.. Alunan merdu di setiap helaan nafas.. Berkat di setiap cobaan.. Dan jawaban indah di setiap do...
chea nana says:
mau ada mobil penumpang bagaimana kalau jalannya pada hancur....!!!!harus ada perbaikan jalan dulu