KUPANG,  Penjabat Bupati Sabu Raijua, Thobias Uly mengatakan,  hingga saat ini Sabu Raijua masih sering mengalami kelangkaan bahan bakar minyak (BBM).

"Hal ini yang menjadi kendala utama. Saat ini pemerintah sedang melakukan upaya-upaya pembenahan dan penataan, terutama kepada para pengecer BBM. Hal ini dimaksudnya agar  keluhan-keluhan warga bisa terminilisir. Jika terjadi kelangkaan, para pengecer menjual BBM mencapai harga Rp 15.000 - 30.000/liter," jelas Uly saat ditemui di kantor Bupati Kupang, Sabtu (9/10/2010).

Uly mengatakan, pihaknya telah melakukan kerja sama dengan salah satu investor di Surabaya. Investor ini memiliki kapal tengker minyak. "Kami sudah melakukan pendekatan yang lebih intens, agar rencana ini secepatnya bisa direalisasikan," katanya ketika ditanya mengenai upaya yang dilakukan pemerintah.

Menurut Uly, kuota BBM khusus bensin untuk Sabu Raijua sudah ditetapkan Depertemen Keuangan sekitar 100 ton lebih. Dengan kuota ini tidak mencukupi kebutuhan BBM di Sabu Raijua. Akibatnya, sering terjadi kelangkaan bensin.

Sedangkan untuk solar, dengan kuota 80 ton per bulan masih bisa mencukupi. Sementara, minyak tanah dengan kuota 20 ton per bulan, masih sangat kurang.

"Idealnya kebutuhan minyak tanah dalam sebulan bisa teratasi dengan menambah kuota sekitar 40-50 ton per bulan, untuk bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Tiap bulan kami masih  mengharapkan ada pendropingan BBM yang lancar dari Kupang," ujar Uly.

Berapa ton bensin yang dibutuhkan Sabu Raijua? "Untuk menambah kuota BBM, agak sulit karena sampai saat ini Sabu Raijua masih mendapat subsidi BBM. Untuk menambah subsidi  BBM membutuhkan biaya. Apalagi keputusan penambahan BBM ada di Departemen Keuangan RI. Jika Sabu Raijua ingin menambah kuota BBM maka harus masuk dalam anggaran APBN," jelasnya.

Do you like this article? Share It!