Seba – Tahun ini, Kabupaten Sabu Raijua mendapat kucuran dana dari pemerintah pusat sebesar Rp 3 miliar untuk merehab sarana prasarana pelabuhan di tiga lokasi yakni ...

dermaga Seba-Sabu Barat, dermaga Biu-Sabu Timur dan dermaga Namo Ledeunu-Raijua yang mengalami kerusakan khususnya bantalan karet fender (draprah, red) yang ditempel di sisi dermaga untuk menahan ketika kapal berlabuh.

Demikian disampaikan kepala Pelabuhan Seba, FF Pandelaki di ruang kerjanya belum lama ini di Seba. Menurut Pandelaki, kucuran dana dari pusat melalui APBN sebesar Rp 3 miliar tahun anggaran 2010 untuk membiayai beberapa item pekerjaan seperti pergantian bantal karet fender yang dipasang di bagian sisi badan dermaga yang berfungsi untuk menahan badan kapal yang hendak berlabuh atau sandar di dermaga.

Juga, berfungsi untuk menghindari terjadi benturan keras secara langsung ketika kapal hendak sandar di dermaga. Termasuk di tiga pelabuhan yaitu dua di daratan Sabu, dermaga Seba-Sabu Barat dan dermaga Biu-Sabu Timur serta dermaga Namo Ledeunu-Raijua.

Selain itu, pengaspalan jalan masuk pelabuhan Biu, pemasangan pagar BRC sepanjang 300 meter di pelabuhan Namo Raijua dan pembangunan gudang ukuran 300 meter persegi.
Tiga kepala desa (kades) didaratan Raijua, Kades Ballu, Bernabas Owi Kitu, Kades Bolua, Markus Tuka dan Kades Kolorae, Degi Kaka Balo di Ledeunu mengeluh pengerjaan proyek pembangunan gudang diarea pelabuhan Namo Raijua yang dikerjakan asal jadi.

Sebab, kayu untuk membuat atap, tukang memakai kayu bekas yang sebenarnya sudah tidak layak dipakai. Tetapi karena diperintah pelaksana proyek, kayu bekas bangunan yang sudah dibuang ternyata dipakai lagi.

“Karena itu, kami minta kepada Pemkab Sabu Raijua dan DPRD Kabupaten Sabu Raijua dapat memperhatikan mutu dari pembangunan gudang di pelabuhan Raijua yang didanai dengan dana pusat miliran rupiah. Kalau bisa harus turunkan tim pemantau proyek yang sedang berlangsung pelaksanaannya di pelabuhan Raijua,” pinta mereka.

Terpisah, ketua DPRD Kabupaten Sabu Raijua, Ruben Kale Dipa yang dikonfirmasi membenarkan, dirinya melihat langsung pengerjaan gudang di pelabuhan Raijua dikerjakan asal jadi. “Apalagi kayu yang mereka pakai adalah kayu bekas dan bagaimana kalau pembangunan itu dikatakan bermutu?

Yang kenyataan hasil kerjaan itu sangat rendah. Karen itu, dewan akan memanggil pimpro yang melaksanakan pembangunan gudang untuk mempertanggungjawabkan kegiatan proyek yang terkesan asal jadi. Dalam waktu dekat tim dari komisi C akan turun lapangan memantau dan melihat langsung kegiatan peroyek pembangunan gudang di pelabuhan Namo Raijua,” tegas Ruben.

Do you like this article? Share It!