MENIA, SARAI- Program internet kecamatan yang diberikan pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informasi kepada kecamatan-kecamatan yang ada di Sabu Raijua terkesan mubazir dan tidak berfungsi sebagaimana adanya.
Berbagai kendala dihadapi pengelola internet kecamatan mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga keterbatasan sumber energi atau listrik. Hal ini disampaikan Yansen Hawu, salah satu warga Keluharan Mebba Kecamatan Sabu Barat.
Dikatakan, internet kecamatan yang merupakan bantuan Departemen Komunikasi dan Informasi tersebut bertujuan baik supaya masyarakat diberbagai pelosok tidak lagi ketinggalan informasi.
"Ini kan program yang menggandeng pihak ketiga. Artinya, bukan proyek pemerintah sehingga tidak melalui para camat sehingga yang dapat proyek ini adalah pihak ketiga sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Yang menjadi pertanyaan apakah pihak ketiga ini memiliki niat yang baik atau hanya sekedar melihat keuntungannya saja tanpa memikirkan tujuan dari program itu sendiri," tanya Yansen.
Ditambahkan, untuk saat ini kebutuhan masyarakat untuk internet sudah semakin tinggi, seiring dengan perkembangan daerah yang sudah menjadi otonom. Sebab, salah satu media yang sangat ampuh untuk menjalin hubungan atau komunikasi dengan pihak lain adalah melalui internet. "Sekarang kan sudah beda, tidak seperti dulu lagi. Kalau di daerah lain internet itu sudah menjadi kebutuhan. Nah, di Sabu juga harus seperti itu.
Selain pemerintah ada juga media yang tentu sangat butuh internet. Jadi kalau pengelolaan internetnya tidak profesional, maka tentu saja bantuan yang diberikan pemerintah pusat akan menjadi mubazir," tegas Yansen.
Sesuai dengan pantauan dibeberapa kecamatan yang ada di daratan Sabu Raijua, dari enam kecamatan yang berfungsi hanya internet di Kecamatan Sabu Barat. Namun itupun hanya berjalan sekira dua minggu kemudian macet.
Pengelola internet Kecamatan Sabu Barat, Elo Huma Lado kepada mengatakan, tidak berfungsinya internet di Sabu Barat diakibatkan oleh jebolnya server penerima data dan informasi, sehingga harus diganti dengan server yang baru. "Server kita jebol sehingga macet. Kita lagi berusaha mencarinya di Jakarta. Nanti kalau ada dan teknisinya sudah pasang lagi baru kita bisa beroperasi lagi," ujar Elo.
Sementara, pengelola internet Kecamatan Sabu Tengah, Erast Krusdik Riwu yang dikonfirmasi terkait tidak beroperasinya internet kecamatan yang dikelolanya mengatakan, dalam pengerjaan proyek internet di Sabu Tengah ada beberapa elemen yang tidak ada, sehingga belum bisa beroperasi sesuai dengan harapan.
"Ada beberapa elemen yang tidak ada sehingga belum bisa beroperasi. Memang waktu teknisi janji bahwa akan kembali dengan membawa elemen yang tidak ada tersebut, namun hingga kini belum ada, makanya belum bisa beroperasi," jelas Erast.
Tidak demikian dengan internet yang ada di Kecamatan Sabu Timur. Pengelola internet, Donsius Rohi menjelaskan, internet yang dikelolanya sudah berfungsi, namun belum bisa melayani masyarakat umum lantaran instalasinya belum rampung.
"Internet sudah jalan, namun baru satu unit yakni komputer untuk operator. Sementara untuk ke bilik-bilik yang lain belum terinstalasi jadi kita belum bisa buka untuk umum," ungkap Donsius. [sarai/red]
Berbagai kendala dihadapi pengelola internet kecamatan mulai dari keterbatasan sumber daya manusia hingga keterbatasan sumber energi atau listrik. Hal ini disampaikan Yansen Hawu, salah satu warga Keluharan Mebba Kecamatan Sabu Barat.
Dikatakan, internet kecamatan yang merupakan bantuan Departemen Komunikasi dan Informasi tersebut bertujuan baik supaya masyarakat diberbagai pelosok tidak lagi ketinggalan informasi.
"Ini kan program yang menggandeng pihak ketiga. Artinya, bukan proyek pemerintah sehingga tidak melalui para camat sehingga yang dapat proyek ini adalah pihak ketiga sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Yang menjadi pertanyaan apakah pihak ketiga ini memiliki niat yang baik atau hanya sekedar melihat keuntungannya saja tanpa memikirkan tujuan dari program itu sendiri," tanya Yansen.
Ditambahkan, untuk saat ini kebutuhan masyarakat untuk internet sudah semakin tinggi, seiring dengan perkembangan daerah yang sudah menjadi otonom. Sebab, salah satu media yang sangat ampuh untuk menjalin hubungan atau komunikasi dengan pihak lain adalah melalui internet. "Sekarang kan sudah beda, tidak seperti dulu lagi. Kalau di daerah lain internet itu sudah menjadi kebutuhan. Nah, di Sabu juga harus seperti itu.
Selain pemerintah ada juga media yang tentu sangat butuh internet. Jadi kalau pengelolaan internetnya tidak profesional, maka tentu saja bantuan yang diberikan pemerintah pusat akan menjadi mubazir," tegas Yansen.
Sesuai dengan pantauan dibeberapa kecamatan yang ada di daratan Sabu Raijua, dari enam kecamatan yang berfungsi hanya internet di Kecamatan Sabu Barat. Namun itupun hanya berjalan sekira dua minggu kemudian macet.
Pengelola internet Kecamatan Sabu Barat, Elo Huma Lado kepada mengatakan, tidak berfungsinya internet di Sabu Barat diakibatkan oleh jebolnya server penerima data dan informasi, sehingga harus diganti dengan server yang baru. "Server kita jebol sehingga macet. Kita lagi berusaha mencarinya di Jakarta. Nanti kalau ada dan teknisinya sudah pasang lagi baru kita bisa beroperasi lagi," ujar Elo.
Sementara, pengelola internet Kecamatan Sabu Tengah, Erast Krusdik Riwu yang dikonfirmasi terkait tidak beroperasinya internet kecamatan yang dikelolanya mengatakan, dalam pengerjaan proyek internet di Sabu Tengah ada beberapa elemen yang tidak ada, sehingga belum bisa beroperasi sesuai dengan harapan.
"Ada beberapa elemen yang tidak ada sehingga belum bisa beroperasi. Memang waktu teknisi janji bahwa akan kembali dengan membawa elemen yang tidak ada tersebut, namun hingga kini belum ada, makanya belum bisa beroperasi," jelas Erast.
Tidak demikian dengan internet yang ada di Kecamatan Sabu Timur. Pengelola internet, Donsius Rohi menjelaskan, internet yang dikelolanya sudah berfungsi, namun belum bisa melayani masyarakat umum lantaran instalasinya belum rampung.
"Internet sudah jalan, namun baru satu unit yakni komputer untuk operator. Sementara untuk ke bilik-bilik yang lain belum terinstalasi jadi kita belum bisa buka untuk umum," ungkap Donsius. [sarai/red]
//
Label:
Kabupaten Sabu-Raijua
//
1
komentar
//
1 komentar to " Program Internet Mubazir "
Syalom !!
Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)
Click Here To Visit The Facebook Page
Click Here To Visit The Facebook Page
SARAI Friend's
Entri Populer
-
KM Express Cantika 77 Melayani Warga Sabu Raijua Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) mendapat tambahan pelayanan dari satu a...
-
MENIA (SARAI), - Perjudian yang dilakukan masyarakat di Desa Lederaga Kecamatan Hawu Mehara sudah sangat meresahkan, sehingga perlu perhati...
-
PDAM Menia Mubazir SEBA, Keberadaan PDAM Menia Kecamatan Sabu Barat yang kini tidak berfungsi, membuat warga Menia dan sekitarnya kesulita...
-
SARAI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua terhitung, Selasa 23 November besok akan membuka pendaftaran formasi bagi CPNSD tahun 2010....
-
Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata.. Alunan merdu di setiap helaan nafas.. Berkat di setiap cobaan.. Dan jawaban indah di setiap do...
Unknown says:
kapan kita bisa, kita bisa kapan?