Sabu-Raijua (SARAI) Harus Maju dan Bermartabat.
Sabu-Raijua boleh menjadi kabupaten paling bungsu di Provinsi NTT, namun sejuta geliat di kabupaten itu saat ini, menandakan bahwa kabupaten itu tak mau kalah dari aspek pembangunan.
Dengan menggandeng seluruh komponen di sektor internal (masyarakat dan beraneka potensi di Kabupaten Sabu Raijua) dan sektor eksternal (investor dan kekuatan dari luar), mereka sangat optimistis bahwa kabupaten itu akan mampu berjalan setara dengan kabupaten lain di NTT.
Dengan menggandeng seluruh komponen di sektor internal (masyarakat dan beraneka potensi di Kabupaten Sabu Raijua) dan sektor eksternal (investor dan kekuatan dari luar), mereka sangat optimistis bahwa kabupaten itu akan mampu berjalan setara dengan kabupaten lain di NTT.
"Sebagai pemimpin pertama di Kabupaten Sabu Raijua, Marthen Luther Dira Tome memiliki banyak mimpi tentang kemajuan daerah itu. Sudah menjadi visi dia, bahwa ingin menjadikan Sabu Raijua menjadi sebuah kabupaten yang maju dan bermartabat,"kata Marthen Luther Dira Tome"
Menurut Marthen Luther Dira Tome, pemerintah setempat memiliki target, agar kedepan masyarakat Sabu Raijua (SARAI) harus mampu berpikir melampaui apa yang orang pikirkan, dan mampu berbuat apa yang sudah orang lain lakukan. Tak heran jika mereka kini memiliki beraneka program yang diadopsi sesuai kebutuhan masyarakat riil.
"Kami sadari bahwa untuk menggapai visi itu, kami harus bekerja keras, dan itu sudah konsekwensinya. Ada tiga aspek yang menjadi sasaran yang kami sentuh sekaligus sasaran pelayanan kami yakni sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan,"Marthen Luther Dira Tome menambahkan "Kami menggandeng berbagai pihak untuk membenahi ketiga sektor ini. Karena kami yakin, ketika ketiga sektor ini terlayani baik maka masyarakat dengan sendirinya akan sejahtera."
Namun ketika pihaknya berkonsentrasi pada ketiga sektor itu, bukan berarti bahwa mereka lantas melupakan bahwa salah satu hal yang penting, adalah mereka harus membenahi infrastruktur. Tak bisa dipungkiri bahwa sektor ini juga penentu suksesnya capaian tiga aspek yang akan dibenahi tadi.
Marthen Luther Dira Tome merincikan, ketika berbicara mengenai pembenahan serta perbaikan sektor ekonomi masyarakat Sabu-Raijua, tidak hanya sekadar bermimpi, lalu besok harinya jadi, melainkan membutuhkan kerja keras. "Kami gerakkan dan memodali masyarakat untuk lebih giat di sektor ekonomi.
Kami tidak segan-segan memberikan masyarakat modal dan fasilitas penunjang agar membuat mereka bergairah di sektor ini. Banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Sabu, dan itu yang kami sentuh,"ujar mantan Kabid PLS Dinas PPO NTT itu.
Menurutnya, Kabupaten Sabu Raijua terletak di tengah sebuah samudera amat luas, yang kaya akan potensi darat dan laut. "Makanya kami pakai pola pendekatan ampibi. Ketika musim bersahabat, kami turun ke laut. Ketika tidak bersahabat, kami genjot sektor darat. Jadi, kami pun bekerjasama dengan berbagai sektor, kami buat peta potensi untuk melakukan pendekatan yang lebih merakyat.
Apa yang dibutuhkan masyarakat, itulah yang kami beri. Walau baru setahun, sudah mulai nampak geliat di Sabu-Raijua. Sektor laut sudah dimanfaatkan, kami belikan lampara kepada masyarakat, tahun ini kami beli lima unit, tahun depan kami beli sepuluh unit lagi. Semuanya diurus oleh masyarakat, pemerintah hanya memotivasi saja,"tutur Dira Tome penuh semangat.
Di satu sisi, dia tak mengelak jika ada selentingan isu di dunia maya yang sudah mempengaruhi opini publik bahwa seolah-olah masyarakat Sabu-Raijua sudah mengalami krisis pangan karena gagal panen musim ini.
"Kami tidak seperti daerah lain. Sabu Raijua memiliki karakteristik tersendiri, beda dari daerah lain. Curah hujan kami sangat sedikit, karena itu kami manfaatkan sebaik-baiknya curah hujan yang ada. Kami tidak gagal panen, melainkan kami hanya menunda masa panen. Jika orang panen di musim pasca hujan, kami tidak.
Kami justeru panen di musim kemarau. Ada buktinya. Kami sudah beri bukti. Kami panen di musim kemarau, dan kami undang seorang deputy dari Kementerian Daerah Tertinggal, dan beliau yang memanennya."
Di sektor pendidikan, pihaknya sudah menggandeng akademisi dari Universitas Indonesia (UI) yakni DR Kebamoto, John Manulangga (alm), Herman Sagabara dan beberapa profesional pendidikan pada tahun lalu, untuk melatih sekaligus memberi try out kepada para guru di Sabu.
Guru dilatih seperti anak sekolah, diberi bekal ilmu yang cukup untuk nantinya ditransfer pada guru di sekolah asal, dan juga anak didik. "Yang kami harapkan itu, adanya perbaikan kualitas dan kuantitas kelulusan. Kami memasang target, tahun 2012 ini kami masuk dalam lima besar lulusan dan kualitas terbaik.
Kami sudah gandeng pengajar dari Mercusuar dan Giovanni untuk memberi motivasi dan penguatan pada tenaga pengajar kami,"ujar Dira Tome. Sementara di sektor kesehatan, pihaknya sementara menyerukan reformasi besar-besar di bidang tersebut. Rantai pelayanan yang selama ini terkesan panjang, dipangkas habis.
Setelah ditelusuri, menurutnya, ada jenjang pelayanan kesehatan yang terlalu panjang. Dia merincikan, prosedurnya yakni pasien diobati dulu di Pustu, jika tak sembuh atau kondisinya tak memungkinkan, maka dirujuk ke Puskesmas, kemudian ke rumah sakit.
"Kami potong jalurnya. Obat-obatan yang baik langsung didrop ke Pustu dan Puskesmas. Tenaga medis berkeliling dari desa ke desa, dan memberikan pelayanan maksimal. Kami bentuk majelis pemantau kesehatan, dan mereka adalah tokoh masyarakat di desa setempat, mereka melakukan pemantauan terhadap masyarakat yang sakiot, kemudian dilaporkan ke medis.
Mereka juga memantau perkembangan si pasien sehingga benar-benar diproteksi,"ungkap Dira Tome. Selain itu, masih menurut Dira Tome, mereka tengah fokus pada sektor penghijauan di Sabu, yakni menggalakkan program Kebun Rakyat Mandiri (KRM).
Diakuinya, untuk penanggulangan rawan pangan sekaligus menuju Sabu ketahanan pangan, maka salah satu program yang dilakukan adalah gerakan penanaman pada musim panas dengan mencoba memanfaatkan mata air, baik sumur ataupun mata air dan sisa air kali.
"Sedangkan untuk pelestarian lingkungan dan alam, dilakukanlah penanaman berbagai jenis tanaman seperti mahoni, trambesi, jati dan sebagainya di lokasi atau lahan kritis yang tidak mungkin ditanami tanaman pangan dan inilah yang disebut hutan rakyat mandiri (HRM),"pungkasnya.
Menurut Marthen Luther Dira Tome, pemerintah setempat memiliki target, agar kedepan masyarakat Sabu Raijua (SARAI) harus mampu berpikir melampaui apa yang orang pikirkan, dan mampu berbuat apa yang sudah orang lain lakukan. Tak heran jika mereka kini memiliki beraneka program yang diadopsi sesuai kebutuhan masyarakat riil.
"Kami sadari bahwa untuk menggapai visi itu, kami harus bekerja keras, dan itu sudah konsekwensinya. Ada tiga aspek yang menjadi sasaran yang kami sentuh sekaligus sasaran pelayanan kami yakni sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan,"Marthen Luther Dira Tome menambahkan "Kami menggandeng berbagai pihak untuk membenahi ketiga sektor ini. Karena kami yakin, ketika ketiga sektor ini terlayani baik maka masyarakat dengan sendirinya akan sejahtera."
Namun ketika pihaknya berkonsentrasi pada ketiga sektor itu, bukan berarti bahwa mereka lantas melupakan bahwa salah satu hal yang penting, adalah mereka harus membenahi infrastruktur. Tak bisa dipungkiri bahwa sektor ini juga penentu suksesnya capaian tiga aspek yang akan dibenahi tadi.
Marthen Luther Dira Tome merincikan, ketika berbicara mengenai pembenahan serta perbaikan sektor ekonomi masyarakat Sabu-Raijua, tidak hanya sekadar bermimpi, lalu besok harinya jadi, melainkan membutuhkan kerja keras. "Kami gerakkan dan memodali masyarakat untuk lebih giat di sektor ekonomi.
Kami tidak segan-segan memberikan masyarakat modal dan fasilitas penunjang agar membuat mereka bergairah di sektor ini. Banyak potensi yang dimiliki oleh masyarakat di Sabu, dan itu yang kami sentuh,"ujar mantan Kabid PLS Dinas PPO NTT itu.
Menurutnya, Kabupaten Sabu Raijua terletak di tengah sebuah samudera amat luas, yang kaya akan potensi darat dan laut. "Makanya kami pakai pola pendekatan ampibi. Ketika musim bersahabat, kami turun ke laut. Ketika tidak bersahabat, kami genjot sektor darat. Jadi, kami pun bekerjasama dengan berbagai sektor, kami buat peta potensi untuk melakukan pendekatan yang lebih merakyat.
Apa yang dibutuhkan masyarakat, itulah yang kami beri. Walau baru setahun, sudah mulai nampak geliat di Sabu-Raijua. Sektor laut sudah dimanfaatkan, kami belikan lampara kepada masyarakat, tahun ini kami beli lima unit, tahun depan kami beli sepuluh unit lagi. Semuanya diurus oleh masyarakat, pemerintah hanya memotivasi saja,"tutur Dira Tome penuh semangat.
Di satu sisi, dia tak mengelak jika ada selentingan isu di dunia maya yang sudah mempengaruhi opini publik bahwa seolah-olah masyarakat Sabu-Raijua sudah mengalami krisis pangan karena gagal panen musim ini.
"Kami tidak seperti daerah lain. Sabu Raijua memiliki karakteristik tersendiri, beda dari daerah lain. Curah hujan kami sangat sedikit, karena itu kami manfaatkan sebaik-baiknya curah hujan yang ada. Kami tidak gagal panen, melainkan kami hanya menunda masa panen. Jika orang panen di musim pasca hujan, kami tidak.
Kami justeru panen di musim kemarau. Ada buktinya. Kami sudah beri bukti. Kami panen di musim kemarau, dan kami undang seorang deputy dari Kementerian Daerah Tertinggal, dan beliau yang memanennya."
Di sektor pendidikan, pihaknya sudah menggandeng akademisi dari Universitas Indonesia (UI) yakni DR Kebamoto, John Manulangga (alm), Herman Sagabara dan beberapa profesional pendidikan pada tahun lalu, untuk melatih sekaligus memberi try out kepada para guru di Sabu.
Guru dilatih seperti anak sekolah, diberi bekal ilmu yang cukup untuk nantinya ditransfer pada guru di sekolah asal, dan juga anak didik. "Yang kami harapkan itu, adanya perbaikan kualitas dan kuantitas kelulusan. Kami memasang target, tahun 2012 ini kami masuk dalam lima besar lulusan dan kualitas terbaik.
Kami sudah gandeng pengajar dari Mercusuar dan Giovanni untuk memberi motivasi dan penguatan pada tenaga pengajar kami,"ujar Dira Tome. Sementara di sektor kesehatan, pihaknya sementara menyerukan reformasi besar-besar di bidang tersebut. Rantai pelayanan yang selama ini terkesan panjang, dipangkas habis.
Setelah ditelusuri, menurutnya, ada jenjang pelayanan kesehatan yang terlalu panjang. Dia merincikan, prosedurnya yakni pasien diobati dulu di Pustu, jika tak sembuh atau kondisinya tak memungkinkan, maka dirujuk ke Puskesmas, kemudian ke rumah sakit.
"Kami potong jalurnya. Obat-obatan yang baik langsung didrop ke Pustu dan Puskesmas. Tenaga medis berkeliling dari desa ke desa, dan memberikan pelayanan maksimal. Kami bentuk majelis pemantau kesehatan, dan mereka adalah tokoh masyarakat di desa setempat, mereka melakukan pemantauan terhadap masyarakat yang sakiot, kemudian dilaporkan ke medis.
Mereka juga memantau perkembangan si pasien sehingga benar-benar diproteksi,"ungkap Dira Tome. Selain itu, masih menurut Dira Tome, mereka tengah fokus pada sektor penghijauan di Sabu, yakni menggalakkan program Kebun Rakyat Mandiri (KRM).
Diakuinya, untuk penanggulangan rawan pangan sekaligus menuju Sabu ketahanan pangan, maka salah satu program yang dilakukan adalah gerakan penanaman pada musim panas dengan mencoba memanfaatkan mata air, baik sumur ataupun mata air dan sisa air kali.
"Sedangkan untuk pelestarian lingkungan dan alam, dilakukanlah penanaman berbagai jenis tanaman seperti mahoni, trambesi, jati dan sebagainya di lokasi atau lahan kritis yang tidak mungkin ditanami tanaman pangan dan inilah yang disebut hutan rakyat mandiri (HRM),"pungkasnya.
//
Label:
Kabupaten Sabu-Raijua
//
3
komentar
//
3 komentar to " Mimpi Marthen Luther Dira Tome Selaku Bupati Sabu Raijua 2012 "
Syalom !!
Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)
Click Here To Visit The Facebook Page
Click Here To Visit The Facebook Page
SARAI Friend's
Entri Populer
-
KM Express Cantika 77 Melayani Warga Sabu Raijua Masyarakat Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) mendapat tambahan pelayanan dari satu a...
-
PDAM Menia Mubazir SEBA, Keberadaan PDAM Menia Kecamatan Sabu Barat yang kini tidak berfungsi, membuat warga Menia dan sekitarnya kesulita...
-
MENIA (SARAI), - Perjudian yang dilakukan masyarakat di Desa Lederaga Kecamatan Hawu Mehara sudah sangat meresahkan, sehingga perlu perhati...
-
SARAI, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sabu Raijua terhitung, Selasa 23 November besok akan membuka pendaftaran formasi bagi CPNSD tahun 2010....
-
Tuhan memberi Pelangi di setiap air mata.. Alunan merdu di setiap helaan nafas.. Berkat di setiap cobaan.. Dan jawaban indah di setiap do...
nadueati says:
Semoga sukses Matade,...... mimpi akan menjadi kenyataan bila didukung dengan semangat kerja keras dan tentu doa semua rakyat Sarai baik yg ada di Sarai maupun yg yg ada di seluru dunia.
m_bakir says:
Mimpi yang sempurna untuk rakyat dan pemimpin yang mau bekerja keras... Sarai mantap
Ina Dota says:
Bangga dengan pemimpin dengan Pemikiran seperti itu,...
selalu berpikir jauh kedepan,.sllu mencari solusi terbaik dari segala kekurangan yang ada...
keep spirit my Leader,,,Give the best n.sukses sllu..God bless Rai hawu..