KABUPATEN SABU - RAIJUA (SARAI)
"Jangan Lupa Berikan Komentar
Serta Masukan Yang Membangun "



Miras Pemicu Terjadinya KDRT

MENIA - Minuman keras (miras) jenis sopi yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di Kabupaten Sabu Raijua adalah salah satu pemicu tertinggi penyebab terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan suami terhadap istri dan anak-anak.

Jika suami telah mengkonsusi miras, maka tidak lagi fokus pada pekerjaan dan tanggungjawabnya sebagai kepala keluarga, sehingga memicu berbagai masalah dalam rumah tangga. Demikian juga bagi anak-anak muda yang suka menegak miras menjadikan mereka anak-anak yang nakal dan tidak memiliki masa depan.

Demikian dikatakan Camat Sabu Barat, Wempy Imanuel Riwu di Kelurahan Mebba belum lama ini. Dikatakan, miras jenis sopi yang diproduksi secara tradisional oleh masyarakat dari gula Sabu telah membentuk sebuah budaya baru dalam masyarakat.

"Kalau dulu masyarakat belum pernah kenal sopi, keamanan dan ketertiban masih terjaga dengan baik. Begitu juga dengan kekerasan dalam rumah tangga. Kalau sudah mabuk, maka sudah tidak ingat apa-apa lagi.

Kerjanya cuma buat ribut dan masalah," ujar Wempy.
Dijelaskan, keberadaan minuman jenis sopi telah masuk menjadi sebuah kebiasaan baru dalam kehidupan masyarakat dalam berbagai kegiatan pesta.

Untuk itu, perlu suatu aturan yang mengatur tentang peredaran sopi di tengah masyarakat, sehingga bisa terpantau."Bila perlu diatur supaya dilebelkan untuk menunjang PAD. Karena ternyata pendapatan dari hasil jual sopi itu lumayan bagi masyarakat.

Tapi perlu dilakukan sosialisasi cara masyarakat mengkonsumsinya, sehingga tidak berlebihan. Artinya, boleh minum tapi jangan sampai mabuk dan lupa daratan. Itu yang perlu disosialisasikan dengan baik kepada masyarakat," tambah Wempy.

Khusus untuk wilayah Kecamatan Sabu Barat, Desa Raedewa adalah tempat produksi sopi terbesar karena banyak masyarakat yang memproduksinya. Pihak kecamatan maupun pihak keamanan telah berulang-ulang melakukan sosialisasi agar tidak memproduksi sopi tanpa izin yang jelas, namun permintaan dan teguran yang dilakukan tidak pernah digubris oleh masyarakat dengan alasan sebagai sumber pencaharian.

"Kesannya kita main kucing-kucingan dengan masyarakat. Karena sudah sering kita lakukan operasi bahkan tempat produksi sopi kita sita, namun hal tersebut tidak membuat masyarakat jera. Untuk itu perlu kerjasama semua pihak baik pemerintah, keamanan maupun seluruh elemen yang ada sehingga miras tidak menjadi momok yang menakutkan," ujar Wempy

Yang menjadi prihatin saat ini adalah kebiasaan mengkonsumsi tidak saja dilakukan oleh orang dewasa, tapi sudah merambat pada remaja bahkan anak-anak."Tidak heran jika remaja tanggung sering membuat onar di jalan atau anak sekolah yang jalan miring-miring itu karena mereka sudah mulai menikmati sopi apalagi kalau ada pesta.

Kalau ada anak-anak yang minum tidak bisa dilarang karena orangtua juga lagi minum. Jadi akhirnya pulang rumah jadi bertengkar dengan istri dan orang di rumah. Hal ini tidak boleh dibiarkan karena akan merusak budaya kita yang terkenal dengan hidup damai. Jangan sampai hanya karena sopi akhirnya budaya cium di ganti dengan budaya bertengkar atau berkelahi," jelas Wempy.


0 komentar to " Miras Pemicu Terjadinya KDRT "

Posting Komentar

Syalom !!

Mudah - mudahan blog ini bermanfaat untuk anda, dalam menambah wawasan dan pengetahuan seputar Kabupaten Sabu-Raijua (SARAI)

Click Here To Visit The Facebook Page

SARAI Friend's

Entri Populer

About This Blog

free counters

Page Views

Web hosting for webmasters